Mufti Aqli, Juara II Tilawah
Yang namanya gratis emang selalu enak. Apalagi kalau bicara soal makanan. Nah, membahas masalah gratisan, apa jadinya yah kalau kita punya teman yang hobinya ditraktir mulu. Giliran minta ditraktir, seribu satu alasan selalu jadi senjata ampuh. Well, Mufti Aqli punya pandangan sendiri lho.
"Sekali-kali sih boleh aja. Tapi kalau keseringan, wah repot juga," pungkas Mufti, cowok kelahiran 30 Ampana, September 1991. Doi menuturkan, mereka yang bersikap seperti itu pasti punya alasan tersendiri. "Sebenarnya sih, kebiasaan kayak gitu gak baik.
Akan tetapi, kita kan gak boleh su'udzon. Mungkin saja dia punya alasan tersendiri yang masuk akal," buka Mufti, santri IMMIM Putra Makassar. Yups, benar juga seh. Tapi gimana yah kalau alasannya itu murni gak mau rugi.
"Kalau bukan super hemat, yah pasti gak jauh-jauh amat dari yang namanya pelit,"papar siswa yang pernah menjadi Juara II Tilawah. Meski demikian, Aqli, sapaan akrab Mufti Aqli, bersyukur tidak memiliki teman yang ogah rugi.
"Di pesantren, orang-orangnya pengertian semua seh. Jadi kalau kita lagi gak punya, mereka pasti ngerti. Begitupun sebaliknya," ungkap cowok yang menjadi jawara kasidah modern ini.
Aqli, santri yang juga hafizh ini (Penghafal Al-quran) mengingatkan, sifat seperti itu sama halnya membuat ruang bagi teman untuk semakin menjauh. "Hal seperti itu gak bisa dipungkiri. Karena mereka pasti berpikir dua kali untuk menjalin pertemanan dengan orang yang ogah rugi," cetus siswa yang pernah menjadi Juara Harapan I Tadarrus.
"Menegur mereka pastinya gak mungkin. Gimana caranya kita kasih pengertian mereka dengan yang sangat halus. Biar gak membuat tersinggung satu pihak," terang Juara I Pop Religi UMI ini. Intinya sih, tambah Aqli, untuk menghindari problem seperti itu sebaiknya saling pengertian aja. Selama pengertian itu berakar dalam hati. Pasti gak ada masalah.(rm1)